Sabtu, 03 Desember 2011

Kesenian Kethoprak


Ketoprak adalah kesenian rakyat yang memadukan seni drama, musik, dan sastra sekaligus. Kesenian ini tumbuh subur di Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta sebagian daerah Jawa Timur.

Kesenian ini bermula dari permainan rakyat menabuh lesung pada bulan purnama yang disebut gejogan. Awalnya, tabuhan lesung ini menjadi pengiring nyanyian dolanan, yang kemudian dimasukkan unsur cerita ke dalamnya sehingga membentuk suatu teater sederhana. Keanggunan sastra terlihat pada penggunaan bahasa yang indah dan sastrawi.

Ketoprak semakin menemukan bentuknya dengan rangka penopang berupa cerita Babad Tanah Jawa. Cerita tersebut sangat menarik. Apalagi, diperkaya dengan cerita-cerita legenda bahkan mengadaptasi cerita dari luar negeri. Meskipun begitu, ketoprak tidak pernah memainkan lakon yang diambil dari repertoar Mahabharata maupun Ramayana. Karena Jika memainkan keduanya bukan disebut Ketoprak tetapi Wayang wong (orang)

Beberapa lakon ketoprak yang terkenal misalnya: Darma-Darmi, Kendana-Gendini, Aryo Penangsang Mati Ngadeg, Warok Suramenggala, Abdul Semararupi, Panji Asmarabangun, Klana Sewandana, Ande-ande lumut, Anglingdarma, Rara Mendut-Pranacitra, Damar Wulan, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar